Blogs
Biografi GM Utut Adianto

Biografi GM Utut Adianto

Nawa607
| 0

 Pria yang piawai memainkan buah catur ini pernah mendapat julukan sebagai "anak ajaib"  dan "syaraf baja". Ia pertama kali mengharumkan nama Indonesia saat meraih Juara II Dunia (dibawah usia 16 tahun), di Puerto Rico. Dia Olahragawan terbaik Indonesia tahun 1995, ketika masuk ke dalam kelompok elit 60 pecatur top, pada 1995.


Saat itu, dia menjuarai Zona Asia Pasifik di Genting Highland, Malaysia dan menyandang predikat Super Grand Master dengan peringkat Elo 2.600, Dua tahun kemudian, ia mencapai prestasi terbaiknya dengan menduduki peringkat 39 dunia dengan Elo rating 2615.


GM Utut Adianto, anak keempat dari lima bersaudara, mengenal catur dari kakaknya saat berusia enam tahun. Pada 1973, kala berusia 8 tahun, Utut mulai latihan di klub catur Kencana Chess Club. Di tahun itu pula, untuk pertama kali Utut ikut kejuaraan catur yunior se-DKI Jakarta. Hasilnya, dari 45 peserta Utut masuk peringkat ke-15. Semangatnya terpacu. la pun makin giat berlatih. Apalagi kala ayahnya, Ngatidjo Adiprabowo, menghadiahi buku My 60 Memorable Games karangan pecatur dunia Bobby Fisher. Dari situlah teori dan teknik memainkan bidak dari berbagai kitab catur dilahap Utut. Bisa dibilang, Utut termasuk generasi pertama pecatur Indonesia yang mempelajari catur bukan sekadar melalui kejuaraan. "Saya juga membedah teknik lewat pendekatan ilmiah," kata Utut yang memiliki IQ 128 ini.

Pria kelahiran Jakarta, 16 Maret 1965 ini merebut posisi Juara Junior Jakarta pada tahun 1978 atau umur 13 tahun. Juara Junior Nasional tahun 1979. Juara II Dunia (di bawah usia 16 tahun) di Puerto Rico. Pada 1982, Utut mulai mencuri perhatian publik dengan meraih gelar master nasional. Setahun kemudian ia menyandang FIDE Master. Gelar Master Internasional diraihnya pada 1985. Setahun kemudian Utut meraih gelar Grandmaster termuda se-Asia Tenggara, saat masih berusia 21 tahun.

Tahun 1986, Utut Adianto meneruskan studinya mengambil jurusan hubungan internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Padjajaran, Bandung. Saat itu, hatinya mulai bimbang, memilih catur sebagai profesi atau melanjutkan kuliahnya. Ia kemudian memberanikan diri menghadap ketua umum persatuan catur seluruh indonesia (Percasi), yang juga
 Menteri luar negeri sekaligus guru besar Unpad, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja untuk berhenti kuliah dan berkonsentrasi bermain catur.

Ia juga berharap Pak Mochtar mau membiayai beberapa kejuaraan catur di luar negeri yang akan ia ikuti. Permintaan Utut itu ditolak. Pak Mochtar tetap menyarankannya melanjutkan kuliah. Akhimya, Utut menyelesaikan kuliahnya pada 1989. Setelah itu, ia bekerja di salah satu perusahaan pengembang terkemuka. Selama bekerja, Elo rating-nya perlahan-lahan menurun dari 2.525 menjadi 2.470 dalam waktu setahun terhitung sejak ia bekerja.

Pada tahun 1991, Utut mengundurkan diri dari perusahaan itu, dan terjun sepenuhnya sebagai pecatur profesional. Dampak keputusannya ini pada awalnya sangat sulit sebab ia harus pandai menghemat dan menabung. Apalagi sebulan kemudian, Utut mempersunting Tri Hatmanti, dokter yang saat itu bertugas di Rumah Sakit
 Fatmawati, Jakarta Selatan. Tapi untunglah ia mendapat dukungan dari calon isteri dan mertua yang tidak berkeberatan punya mantu pecatur. Kendati belum jelas masa depannya dibandingkan dengan profesi lain yang lebih gemerlap. Ia percaya bahwa di mana ada usaha, pasti ada jalan.

Keputusan Utut rupanya tidak salah. Mimpinya mulai terwujud sejalan dengan bertambahnya jam terbang mengikuti berbagai turnamen catur nasional dan internasional. Kesempatan bertanding itu tak lepas dari dua bersaudara Santoso Wirya dan Eka Putra Wirya yang menanggung seluruh biaya. Pada awal Juni 1994 pertama kali ia ke AS mengikuti pertandingan New York Terbuka dan Kejuaraan Dunia Terbuka di Philadelphia. Terus melanglang ke beberapa negara Eropa, mengikuti Grand Prix PCA di London. Hasilnya, ia menjuarai Biel Open, juara II di Luzern, dan juara III Biel Master.

Tahun 1995, ia menjuarai Zona Asia Pasifik di Genting Highland, Malaysia dan menyandang predikat Super Grandmaster dengan peringkat Elo 2.600. Menduduki peringkat Elo 2.600 membuat kehidupan ekonomi Utut semakin baik. Pada 1997, Utut meraih prestasi terbaiknya dengan menduduki peringkat 39 dunia dengan Elo rating 2615.

Utut kerap mewakili tim nasional Indonesia di berbagai turnamen internasional. Prestasi yang diukir sejak 1981-2000 meliputi juara pada 15 turnamen internasional. Dari tujuh kali berjuang di ajang Olimpiade sejak 1982, Utut mencatat prestasi dengan meraih perak di Dubai, UEA pada 1986, dan medali emas di Istambul, Turki, tahun 2000. MURI mencatat pesta catur terbesar ketika Utut Adianto bertanding sendirian melawan 833 orang dalam simultan catur di Surabaya tahun 1998. Akhir Januari 2004, Utut kembali tercatat dalam MURI ketika bertarung melawan 9.122 peserta di Gelegar Mega Catur 12.000 yang diselenggarakan di Hal A-B Pekan Raya Jakarta namun gagal melampaui rekor sebelumnya yang diselenggarakan di Havana, Kuba, 7 Desember 2002, tercatat 11.320 orang. Kebanggaan lainnya adalah berhasil membuka Sekolah Catur Utut Adianto di Bekasi, Jawa Barat, pada 1993. Dari sekolah ini, lahir Susanto Megaranto, pecatur berbakat yang meraih gelar Master Internasional pada usia 15 tahun, dan meraih gelar Grandmaster pada usia 17 tahun.

Dalam karirnya sebagai seorang pecatur hingga meraih gelar Grandmaster, Utut dikenal tak memiliki pelatih tetap. Ia hanya berlatih menghadapi komputer catur dan menambah ilmu dengan mempelajari buku-buku catur. Dalam latihannya, Utut selalu mengasah taktik, penilaian posisi, dan menciptakan langkah baru, karena – menurut Utut- dunia catur juga terus berkembang, kendati tidak revolusioner. Yang berkembang subvarian. Di dalam subvarian seorang pemain menemukan langkah yang kuat. Itulah yang membuat catur tetap hidup. Dalam pengembangan langkah ini Utut dikenal sebagai ahli Varian Caro-Kann. Kekampiunannya, menurut para pengamat, hanya bisa ditandingi oleh Anatoly Karpov.

Selepas menjalani karir professional sebagai seorang pecatur, saat ini Utut duduk di Komisi X DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk masa bakti 2009-2014. 


ORGANISASI NASIONAL

·         Pendiri dan Ketua Koperasi Atlit Catur (1995 - 1999)

·         Ketua Pemandu Bakat Junior PB PERCASI (1995 - 2003)

·         Wakil Ketua Umum PB PERCASI (2003 - 2004)

·         Ketua Umum Sementara PB PERCASI (2004 - 2005)

·         Wakil Ketua Umum PB PERCASI (2005 - 2009)

·         Wakil Ketua Hubungan Daerah KONI Pusat (Feb - Juli 2007)

·         Ketua Komisi Sports & Environment, KOI (2007 - 2011)

·         Ketua Koperasi Atlit Catur (2003 - 2007)

·         Ketua Koperasi Atlit Catur (2007 - 2011) 


ORGANISASI INTERNASIONAL

·         Executive Member of FIDE (Federation Internationale des Echecs) (1997 - sekarang)

·         Vice President Grandmasters Chess Association (1997-2007)

·         Co-Founder ASEAN Chess Federation (2000)

·         Vice President ASEAN Chess Confederation (2007-2011)

·         Commissioner Intchess Asia Incorporatio(Singapore Based) (2008)

·         Satu dari Lima FIDE Senior Trainers (2005 - sekarang)


Anda penggemar GM Utut Adianto? Jika ya, silahkan bergabung dengan sesama penggemar yang lain di Chess.com di grup GM Utut Adianto Fans Cool

 

(Narasi sedikit diolah dari tokohindonesia.com dan merdeka.com)