Most Recent
Forum Legend
Following
New Comments
Locked Topic
Pinned Topic
Alasan mengapa banyak pemain catur memilih menyerah (resign) sebelum skakmat sebenarnya sangat logis dan berkaitan dengan etika, strategi, serta pemahaman posisi. Berikut beberapa alasan utamanya:
Posisi Sudah Tidak Bisa Diselamatkan
Pemain berpengalaman dapat melihat jauh ke depan dan tahu bahwa, apa pun langkah yang diambil, kekalahan sudah tak terelakkan. Jadi, daripada memperpanjang permainan tanpa harapan, mereka memilih menyerah dengan hormat.
Etika dan Rasa Hormat kepada Lawan
Dalam komunitas catur, terus bermain dalam posisi kalah total sering dianggap tidak sportif atau tidak sopan, terutama di level kompetitif. Menyerah dianggap sebagai tanda menghargai kemampuan lawan dan mengakui kekalahan dengan bermartabat.
Menghemat Waktu dan Energi
Dalam turnamen, pemain sering memiliki beberapa ronde. Jika posisi sudah kalah, lebih baik menyerah dan menyimpan energi serta fokus untuk permainan berikutnya, daripada bertahan tanpa hasil.
Menghindari Rasa Malu karena Skakmat di Atas Papan
Beberapa pemain, terutama di level tinggi, merasa lebih terhormat menyerah sebelum dipaksa menerima skakmat terbuka. Skakmat di atas papan bisa terasa “memalukan” karena berarti kamu tidak menyadari posisi kalah lebih awal.
Pendidikan dan Kebiasaan Kompetitif
Dalam pelatihan catur, pemain diajarkan untuk mengenali posisi kalah dan tahu kapan harus menyerah. Ini bagian dari kedewasaan taktis — memahami kapan perjuangan tidak lagi realistis.
Strategi Psikologis
Dengan menyerah di waktu yang tepat, pemain bisa menghindari frustrasi atau tilt (emosi negatif) yang dapat memengaruhi permainan berikutnya. Ini penting terutama dalam pertandingan seri (misalnya di turnamen Swiss atau sistem liga).
Namun, di level amatir atau santai, banyak pemain tetap bermain sampai skakmat — dan itu juga tidak salah. Kadang mereka ingin belajar cara lawan mengeksekusi kemenangan, atau sekadar menikmati proses sampai akhir.