
7 PECATUR INDONESIA BERGELAR GRANDMASTER (GM)
Indonesia saat ini sudah mempunyai 7 pecatur yang bergelar Grandmaster (GM) yaitu :
Edhi Handoko (lahir di Solo, Jawa Tengah, 28 Agustus 1960 – meninggal di Cibinong, 17 Februari 2009 pada umur 48 tahun) adalah Grandmaster catur keempat.
Grand Master Edhi Handoko telah menorehkan prestasi baik nasional maupun internasional dan catatan prestasi terbaiknya dibuat saat meraih gelar Grand Master tahun 1994 dengan rating Elo 2.495. Ia meraih gelar Master Nasional pada tahun 1978, dilanjutkan Master FIDE dan Master Internasional pada tahun 1982. Handoko pernah empat kali menjadi juara nasional, yaitu pada tahun 1978, 1979, 1984 dan 1991. Ia juga merebut medali emas PON 1985 baik di perorangan maupun beregu dan merebut emas di nomor beregu pada PON 2004.
Di tingkat internasional ia delapan kali membela tim Indonesia sebagai pemain yakni tahun 1980, 1982, 1984, 1986, 1988, 1992, 1994, dan 2000. Ia menjabat sebagai kapten tim putri Indonesia tahun 1990 dan kapten tim putra tahun 2006 dan 2008. Selain itu di tingkat internasional ia juga merebut medali perak bereguSEA Games 2003 dan juara beregu Antarkota Asia tahun 1993 dan 1994.
Cerdas Barus (lahir di Karo, Sumatera Utara, 1 Januari 1961; umur 51 tahun) adalah seorang Grandmaster (GM) Indonesia. Ia terkenal karena ia adalah seorang pecatur tuna rungu yang mampu menjadi seorang GM di masanya. Karir internasional dimulai pada tahun 1983 sebagai anggota regu kota Medan yang ikut serta dalam Kejuaraan Kota Asia di Hongkong kemudian diikuti oleh Olimpiade Catur di Yunani setahun kemudian. Setelah Olimpiade 1984 ini ia hampir tidak pernah absen dari even-even catur penting Indonesia sampai tahunn 2002.
Ruben Gunawan (lahir di Jakarta, 17 April 1968 – meninggal di Manado, Sulawesi Utara, 28 Agustus 2005 pada umur 37 tahun) adalah seorang pecatur asal Indonesia. Ia merupakan salah satu dari tujuh pecatur bergelar Grandmaster di Indonesia.
Ruben sedikitnya tercatat dua kali memperkuat tim Indonesia pada Olimpiade Catur, yaitu pada Olimpiade Istanbul tahun 2000 dan Olimpiade Calvia tahun 2004. Prestasi lainnya adalah menjadi Juara Junior Asia (KU20) tahun 1983 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Ia juga pernah membela Sumatera Barat pada Porwil VI-2003 di Bandar Lampung dan PON XVI-2004 di Palembang.
Ia meninggal dunia meninggal dalam usia 38 tahun karena penyakit jantung dan pneumonia, yang pertama kali menyerangnya saat ia sedang membela tim Indonesia pada Olimpiade Catur di Calvia. Peringkat terakhir Ruben yang tercatat FIDE adalah urutan ke-1009 dunia (Juli 2005). ELO ratingnya saat itu adalah 2463, sementara rating tertinggi yang pernah dicapainya adalah 2467.
Susanto Megaranto (lahir di Indramayu, Jawa Barat, 8 Oktober 1987; umur 24 tahun) adalah seorang Grandmaster (GM) Catur termuda Indonesia. Ia pernah mengikuti Sekolah Catur Utut Adianto.
Menempati peringkat kelima klasemen sementara Asian Continental Chess Championship untuk kategori open standard chess, peluang pecatur putra terbaik Indonesia, Susanto Megaranto untuk lolos ke Piala Dunia Catur 2014 makin besar. Sebab, hanya lima besar pecatur di kategori open standard chess yang otomatis lolos ke Piala Dunia Catur 2014.
Herman Suradiradja (lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 14 Oktober 1947; umur 64 tahun) adalah seorang pecatur Indonesia. Herman adalah pecatur Indonesia yang pertama kali meraih gelar Grand Master. Herman menjadi juara nasional tahun 1975. Kemudian meraih norma Master Internasional tahun 1976. Pendidikan catur diperoleh Herman di Bulgaria. Ia mendapatkan semua norma GM-nya di negara itu. Norma pertama di Primorsko tahun 1977, yang kedua dan terakhir di Plovdiv setahun kemudian. Sayang sekali setelah mendapatkan gelarnya Suradiradja tidak mampu menunjukkan kelasnya sebagai seorang GM dengan performa yang memadai. Ratingnya yang rendah juga tidak membantu.
Utut Adianto Wahyuwidayat (lahir di Jakarta, Indonesia, 16 Maret 1965; umur 47 tahun) adalah seorang pecatur yang sering dianggap sebagai yang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ia adalah Grandmaster (GM) Indonesia berperingkat tertinggi di dunia saat ini.
Saat meraih gelar grand master, ia adalah pecatur Indonesia termuda yang berhasil mencapai prestasi ini, yaitu pada usia 21 tahun. Sejak saat itu, prestasi tersebut telah berhasil dilewati pecatur muda lainnya, Susanto Megaranto, yang menjadi GM pada usia 17 tahun. Utut sempat menjadi grand master super pada tahun 1995-1999, saat ELO ratingnya melebihi 2600.
Ia pernah masuk peringkat 100 besar dunia pada Juli 2001 dengan ELO rating 2598. Bersama dengan Machnan R. Kamaluddin, Ir. Eka Putra Wirya danKristianus Liem, ia mendirikan Sekolah Catur Utut Adianto pada 1 Juli 1993, yang telah melahirkan beberapa pecatur nasional.
Dari pernikahannya dengan Dr. Tri Hatmanti, ia mempunyai seorang anak bernama Mekar Melati Mewangi.