Bendera setengah tiang ( buat pengkhianat )

Bendera setengah tiang ( buat pengkhianat )

Avatar KoldC45E
| 0

Bj Haibie, mantan presiden Indonesia baru saja meninggal pada 11 September 2019 bertepatan dengan peringatan serangan teroris ke Amrik.

Sejumlah selebritis datang melayat ke rumah duka, diantaranya Jokowi, Megawati dan Sby. Bahkan setelahnya Xanana Gusmao, tokoh pemberontak Fretilin juga tak ketinggalan datang & juga berziarah ke makam Habibie, bahkan ia berkata pada media peliput bahwa Rakyat Timor tak akan melupakan beliau. Mungkin dia tak melupakan jasa Habibie dalam memerdekakan Timor dari Indonesia.

Kita tentunya tak melupakan pengkhianatan Habibie pada 1999, bagaimana dia mengeluarkan kebijakan Referendum buat Timor disaat mereka hanya mengajukan perluasan hak otonomi.

Jika kita mendalami lebih jauh sosok Habibie, bagaimana sosoknya yang cuci tangan. Bagaimana ia bermanuver dari seorang pengabdi setia Presiden Suharto menjadi orang yang mengaku tak berkaitan sama sekali dengan kebijakan Pak Harto. Kita tahu BJ habibie menjabat sebagai Menristek dalam kepemimpinan Orde Baru selama 4 periode dan juga sebagai Wakil Presiden sebelum era Reformasi, dan itu bukan waktu yang singkat untuk menunjukkan bagaimana loyalitas seseorang. Tapi sesudah mundurnya Presiden Harto dan juga setelah wafatnya Pak Harto, beberapa kali dalam wawancara di media Habibie terang-terangan menyebutkan ketidak terkaitannya terhadap kebijakan-kebijakan beliau. Hal yang bisa dikatakan tidak ksatria, sifat seorang pengecut, pengkhianat.

Mirisnya Kementerian Sekretaris Negara mengeluarkan edaran untuk mengibarkan bendera setengah tiang, edaran yang tidak dikeluarkan disaat Presiden Suharto meninggal dunia atau ketika Presiden sesudah Habibie seperti Gus Dur meninggal. Apakah layak pengibaran bendera terhadap orang yang bertanggungjawab terhadap lepasnya hak kita atas sebuah teritori ? Bukankah hal ini lebih layak diberikan kepada ribuan Pejuang Seroja yang dulu mengorbankan nyawanya untuk merebut Timor dari pengaruh Portugis ?!

Tapi kebijakan ini bukan satu-satunya hal yang aneh di bawah rezim jokowi, berselang beberapa hari dengan meninggalnya habibie, firli seorang jendral bintang dua dari Polri terpilih sebagai Ketua KPK, badan pemberantasan korupsi yang sebelumnya selalu dipimpin oleh seorang sipil. Dari proses pemilihanpun kita bisa menyimpulkan adanya campurtangan langsung dari jokowi dengan penunjukan ketua panitia seleksi yang merupakan srikandi pendukung jokowi dalam pemilu sebelumnya.

Bendera setengah tiang seakan akan pertanda akan suramnya masa depan negeri ini, negara Indonesia tercinta.