Caruana Tumbangkan Praggnanandhaa, Tantang Carlsen di Perempat Final SCC

Caruana Tumbangkan Praggnanandhaa, Tantang Carlsen di Perempat Final SCC

Avatar AnthonyLevin
| 0 | Liputan Acara Catur

GM Fabiano Caruana memenangkan pertandingan yang sangat ketat melawan GM Praggnanandhaa Rameshbabu untuk melaju ke Perempat Final Speed Chess Championship 2025, di mana ia akan menghadapi GM Magnus Carlsen. Hanya segmen bullet yang memisahkan kedua pemain, dengan Caruana unggul tipis satu poin dan mengakhiri laga dengan skor akhir 11-10.

Hari ini terasa campur aduk bagi Team Liquid, karena ketiga pemain—Caruana, Praggnanandhaa, dan Carlsen—berasal dari tim yang sama. Hanya satu di antara mereka yang bisa lolos ke babak Final di London.

Bracket Perempat Final sudah siap. Begitu jadwal pertandingan pertama dikonfirmasi, tanggal dan waktunya akan ditambahkan di sini—serta halaman Event kami.

Bracket Speed Chess Championship 2025

Babak 16 besar telah berakhir, dan para pemenang pertandingan berikutnya akan mengamankan tiket ke London. Di akhir berita ini, kami juga membagikan prediksi pra-pertandingan untuk setiap laga.

Mulai tahun ini, pemenang Speed Chess Championship tahunan akan memiliki namanya terukir di Naroditsky Cup, untuk mengenang mendiang GM Daniel Naroditsky, seperti yang diumumkan saat siaran.

Piala ini akan diukir dengan nama para juara dari tahun-tahun sebelumnya dan menjadi trofi tetap untuk ajang SCC. Hanya ada satu piala, dan para juara tidak akan membawanya pulang.

Dalam wawancara setelah pertandingan, Caruana sempat menyinggung tentang sosok Naroditsky dan berkata, “Saya rasa warisannya akan tetap hidup sangat lama, bahkan setelah kita semua tiada."

Caruana 11-10 Praggnanandhaa 

Ini adalah pertama kalinya kedua pemain bertemu di Speed Chess Championship, dan prediksi pra-pertandingan menunjukkan peluang mereka hampir seimbang, 50-50. Di Chess.com, Praggnanandhaa unggul dalam rekor pertemuan mereka dengan +5 =1 -2 sebelum pertandingan ini, dan banyak yang masih ingat saat ia menyingkirkan Caruana dari FIDE World Cup 2023.

Meski begitu, Caruana telah mencapai babak Perempat Final di enam dari delapan edisi SCC sebelumnya yang ia ikuti. Pengalaman jelas menjadi keunggulannya, sementara grandmaster muda asal India itu baru menjalani debutnya tahun ini.

Hasil akhirnya pun sesuai dengan prediksi—pertandingan berjalan ketat, dan Caruana hanya unggul satu poin. Penentuan kemenangan terjadi di segmen bullet. Caruana membawa pulang total hadiah sebesar $6.190, sementara Praggnanandhaa memperoleh $1.935 berdasarkan persentase kemenangan.

5+1: Caruana 3.5-3.5 Praggnanandhaa

Di akhir segmen pertama yang berakhir dengan skor imbang, Danny berkomentar, "Entah bagaimana statistik di Chess.com memang memprediksi pertandingan akan seimbang, tapi saya rasa tidak ada yang menyangka jalannya akan seperti ini — banyak mouse slip dan blunder aneh!"

saya rasa tidak ada yang menyangka jalannya akan seperti ini — banyak mouse slip dan blunder aneh!

—Danny Rensch

Pada game pertama yang berakhir remis — Caruana sempat unggul, lalu Praggnanandhaa membalikkan keadaan, dan akhirnya Caruana berhasil lolos — Praggnanandhaa kemudian mencatat kemenangan pertama lewat serangan mematikan, meski sebelumnya ia sempat melewatkan peluang menang langsung dengan 21.Gd4. Dalam game itu, kombinasi 25.Mf6! diikuti 26.Kh5! benar-benar indah dan tak bisa dihentikan.

Di game berikutnya, Praggnanandhaa melakukan pengorbanan kualitas yang masuk akal, namun kemudian melakukan kesalahan, dan Caruana memanfaatkan keunggulan materinya untuk menyamakan skor. Caruana lalu berbalik unggul lewat kemenangan meyakinkan saat memainkan buah Hitam dalam Pertahanan Hindia Raja — ia mengorbankan pion secara posisional, lalu menembus pertahanan dengan dua benteng di baris ketujuh.

Namun tak lama setelah Danny memuji kualitas permainan keduanya, Caruana melakukan mouse slip fatal dalam posisi imbang — bentengnya langsung kena dalam satu langkah. Ia kemudian menjelaskan bahwa awalnya berniat menggerakkan benteng, lalu berubah pikiran ingin menggerakkan kuda, tapi tanpa sengaja mengklik petak c4.

Dalam situasi krisis waktu berikutnya, Caruana sempat mendapat posisi menang dengan buah Hitam, tapi kehilangan kendali karena waktu hampir habis. Keunggulan pun terus berpindah dari satu pemain ke pemain lain, seperti bola panas.

Akhirnya, sang juara AS itu berhasil menyamakan skor di game terakhir segmen 5+1. Ia sempat melewatkan peluang awal — setelah 21...Ga6??, langkah 22.g4! sebenarnya bisa menjebak kuda di tengah papan — tetapi tak lama kemudian ia menang dengan sederhana, hanya dengan mendorong pion b-nya hingga mencapai petak akhir.

3+1: Caruana 3.5-3.5 Praggnanandhaa

Segmen 3+1 juga berakhir imbang, meskipun kali ini Praggnanandhaa menjadi pemain terakhir yang menang dan menyamakan kedudukan.

Di game pertama, Caruana memenangkan endgame dengan keunggulan satu pion—padahal seharusnya tidak. Seperti yang dikatakan Hambleton, “Itu seharusnya udah pasti remis menjadi kalah... kita berasumsi itu karena mouse slip,” merujuk pada langkah 34.f3??, yang tampaknya bermaksud 34.f4.

Setelah hasil remis, Praggnanandhaa menang dua game berturut-turut. Pada kemenangan pertama, Caruana kehabisan waktu dan melakukan kesalahan dengan membiarkan langkah 23.b3!, yang membuat menterinya kelebihan beban.

Di game selanjutnya, Praggnanandhaa menang melalui serangan yang agresif dan unggul satu poin.

Caruana menyamakan skor dalam salah satu game paling liar hari itu. Ia menemukan kombinasi yang sangat tepat, namun Praggnanandhaa memberikan pertahanan yang bahkan lebih mengesankan. Setelah itu, keduanya terjebak dalam krisis waktu yang kacau. Pada akhirnya, pemain asal Amerika itu menang dengan ketidakseimbangan posisi langka: dua menteri melawan satu menteri dan dua kuda.

Kedua pemain saling bertukar kemenangan di dua game terakhir, sehingga kembali menutup pertandingan dengan skor imbang 7-7 menjelang segmen bullet.

Di game kedua dari akhir, Praggnanandhaa dengan menterinya sempat menekan, tetapi tidak menemukan jalan untuk melanjutkan serangan karena tekanan waktu. Setelah fase manuver yang menegangkan, Caruana akhirnya keluar sebagai pemenang dalam perebutan waktu itu.

Praggnanandhaa memenangkan game terakhir di segmen tersebut, kembali dalam perebutan waktu, untuk menyamakan skor.

1+1: Caruana 4-3 Praggnanandhaa

Caruana nyaris memenangkan pertandingan di segmen bullet, saat perpanjangan waktu tampak sangat mungkin terjadi.

Dua game pertama, yang keduanya berakhir remis, memakan waktu sekitar 10 menit, menyisakan 15 menit untuk sisa segmen tersebut. Game kedua—yang jauh lebih seru—menguras waktu pertandingan paling banyak karena berlangsung hingga 131 langkah. Praggnanandhaa gagal memanfaatkan keunggulan kualitas di endgame, bahkan sempat berada di posisi kalah, sebelum akhirnya berhasil menyelamatkan hasil remis secara ajaib.

Setelah itu, untuk pertama kalinya dalam pertandingan, Caruana unggul dua poin berkat dua kemenangan beruntun. Pada game pertama, Praggnanandhaa kehilangan satu benteng penuh, sementara di game kedua, juara Amerika Serikat itu menemukan langkah penutup yang brilian untuk memastikan kemenangan.

Praggnanandhaa sempat membalas dengan kemenangan di endgame benteng, namun game selanjutnya menjadi penentu. Setelah fase manuver panjang, Caruana akhirnya memastikan kemenangan pertandingan dengan satu game tersisa. Jika Praggnanandhaa setidaknya menahan hasil remis, peluangnya untuk menyamakan skor masih terbuka.

Praggnanandhaa memenangkan game terakhir dan memperkecil selisih menjadi satu poin, tapi hasil itu tak mengubah siapa pemenangnya.

Caruana, yang telah bermain di turnamen tanpa jeda sejak akhir September, mengatakan dalam wawancara, “Saya benar-benar kelelahan, tidak banyak yang bisa saya katakan lagi.” Hanya sehari sebelumnya, ia baru menyelesaikan Clutch Chess: Champions Showdown 2025 di St. Louis dan bahkan sempat begadang menonton konser. Meski lelah, ia mengaku menjalani pertandingan ini dengan santai. “Saya tidak terlalu berharap banyak, mengingat betapa seringnya saya bermain belakangan ini."

Ia memang memperkirakan pertandingan akan berlangsung ketat, dan itu terbukti. “Pertandingannya sesuai ekspektasi saya—naik turun dan bisa saja ditentukan oleh beberapa momen krusial. Akhirnya semuanya ditentukan di segmen bullet,” ujarnya, sambil menambahkan bahwa ia cukup puas dengan permainannya “untuk ukuran bullet.”

Pairing Perempat Final & Prediksi

Sebelum grafik berikut ditampilkan, Caruana sempat bercanda, “Semoga simulasi kalian memberi saya lebih dari satu persen peluang, itu saja sudah cukup.” Kenyataannya tidak seburuk itu, tapi Carlsen—yang mengejar gelar kelimanya—tetap menjadi favorit utama.

Hambleton mengatakan tentang performa Caruana sebelumnya, “Dia punya level permainan yang sedikit di atas kebanyakan pemain lain, tapi selalu saja bertemu lawan besar, entah itu Magnus atau Hikaru.” Danny menambahkan, “Satu hal yang biasanya jadi kelemahan Magnus di SCC adalah dia bisa memulai dengan lambat,” jadi start yang kuat bisa jadi kunci penting.

Di sisi bagan yang sama, ada GM Denis Lazavik vs. GM Hans Niemann, yang akan bertemu untuk pertama kalinya di SCC. Tim statistik memprediksi keunggulan tipis untuk Lazavik, terutama di segmen bullet.

“Saya tidak setuju dengan ini,” kata Danny, yang justru melihat Niemann sebagai favorit di laga ini. Hambleton menjelaskan, “Kalau melihat pertandingan lain yang bisa terjadi, saya rasa wajar kalau Denis termasuk yang paling lemah di antara empat pairing besar yang mungkin terbentuk.”

Pertandingan lain yang menarik adalah antara GM Alireza Firouzja vs. GM Ian Nepomniachtchi, —yang ternyata belum pernah bertemu di SCC sebelumnya. Tim statistik mengunggulkan Firouzja dengan selisih besar, meski Danny meragukan bahwa keunggulannya sebesar itu. Hambleton menambahkan, “Kalau saya harus memilih satu prediksi yang saya kurang setuju, mungkin yang ini,” sambil mengingat bagaimana dominannya Nepomniachtchi saat mengalahkan GM Anish Giri di babak 16 besar.

Terakhir, ada laga sesama pemain Amerika: GM Hikaru Nakamura vs. GM Wesley So. Ini adalah pertemuan kelima mereka di SCC—Nakamura bermain di semua edisi sejak yang pertama, sementara So ikut di semua kecuali edisi pertama.

Nakamura diperkirakan menjadi favorit utama, bahkan lebih dari pertandingan lainnya. “Faktanya, Hikaru sudah empat kali mengalahkan Wesley di SCC, dan ini pertemuan kelima mereka—jelas itu memberi keuntungan tambahan,” ujar Hambleton. Danny menambahkan, “Saya tidak ragu bilang bahwa Hikaru memang favorit di sini,” sambil mengakui bahwa Nakamura tetap harus tampil maksimal di segmen bullet untuk menang.

Bagaimana menurutmu? Siapa yang akan lolos ke London? Tulis pendapatmu di kolom komentar!

Cara Menonton SCC
Anda bisa menyaksikan Speed Chess Championship di Chess.com/TV. Anda juga bisa menikmati siaran langsungnya di channel Twitch dan YouTube Chess.com Indonesia. Semua pertandingan dari turnamen ini juga dapat dilihat melalui halaman acara kami.

Siaran langsung Chess.com Indonesia dipandu oleh WIM Chelsie Monica dan IM Yoseph Taher.

Speed Chess Championship, yang dimulai pada 12 Oktober dan akan berakhir dengan Final Langsung pada 8 Februari 2026 di London, merupakan turnamen catur cepat paling bergengsi di Chess.com. Ajang ini menghadirkan para nama besar dunia catur yang bersaing untuk menentukan siapa pemain catur cepat terbaik di dunia. Pertandingan dimainkan dengan kontrol waktu 5+1, 3+1, dan 1+1. Total hadiah yang diperebutkan mencapai $250.000.


Liputan sebelumnya:

Selengkapnya dari NM AnthonyLevin
Nakamura Amankan Kemenangan Setelah Le Quang Liem Nyaris Comeback di Segmen Bullet

Nakamura Amankan Kemenangan Setelah Le Quang Liem Nyaris Comeback di Segmen Bullet

Lazavik Kalahkan Arjun, Kini Melaju ke Perempat Final SCC

Lazavik Kalahkan Arjun, Kini Melaju ke Perempat Final SCC